Memilih Pulang

Ini adalah bulan Agustus. Indonesia merdeka, semoga hati dan pikiranpun merdeka dari ketidakikhlasan di masa lalu.
Dibuatnya percaya, kadang dia merasa tidak berharga, dusta membuatnya buta dan kini ia tengah tersadar bahwa Allah sebaik-baik tempat bersandar. Dengan segala pahitnya kehidupan, aku tetaplah seorang perempuan. Perempuan berparas lekat dipenuhi trauma rasa, sebab ia masih terluka. Ada dua hal yang saya sukai darinya, jika tidak membuatku berpikir, dia membuatku tersenyum dan tertawa. itu saja.

Rasanya ingin kembali, sebab sadar diri bahwa Allah-lah Sang pemilik hati yang pastinya pandai membolak-balikkan hati. Menapak, kemudian tertegun. Melihat perjalanan yang telah ia lalui. Berat memang, namun nyatanya candaan garis tangan Tuhan membuatnya berpaling dan harus berbalik arah.

Sebuah proses yang saat ini aku jalani, dengan Maha Kebaikan dari Allah SWT, Dia tidak pernah mengecewakan hamba-Nya yang berikhtiar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Percaya ataupun tidak, Allah telah siapkan hati untuk dihuni, untuk dijadikan tempat pulang. 

"Jangan menjanjikan apa-apa jika masih ragu menepatinya, jangan meminta aku menunggu bila kau tak yakin untuk datang menjemputku, kau tahu? Sungguh luka yang paling sulit disembuhkan adalah kecewa setelah berharap."

Lucu memang jika diingat, begitu bodohnya diri ini sehingga bisa dibuatnya jatuh kembali. Entah.. Memang sudah garis Tuhan. Tapi tak disangka dan sangat tidak percaya, seseorang yang kuanggapnya terbaik dari beberapa orang baik yang telah memintaku, telah kuusahakan untuk menjadi penyempurna agamaku, nyatanya ia jugalah yang mematahkan rasaku.

~ Mati Rasa ~ 

Mungkin kini diriku sedang lelah, dari pilihan yang aku pilah, tak apa kau berkeluh kesah, karena semua ini akan menjadi kisah. Benar, hidup hanya soal pilihan, kita bebas merancang cetak biru kehidupan. Menentukan arah dimana kita akan berlabuh. Tetap pegang erat setiap jengkal harapan.
Kalau ingin menyerah, tak apa berhenti sejenak, tarik dalam nafas yang diberikan Gusti Allah. Tak usah terburu-buru dan yakin semua pasti berlalu.

Untuk hati yang sedang dalam perjalanan, jangan pernah bosan untuk menguatkan hati meski kau jatuh berkali-kali.
Terimakasih sudah menjadi kuat, semoga esok kita tersenyum bersama kembali. Bukan sekedar menciptakan cerita tapi untuk menjalani asa bersama.

Wallahu a'lam bisshowab...




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Melepaskan, Lalu Kita Mengingatnya Sebagai "PERNAH"

Berbicara Perempuan

Saat Hujan Batu Jatuh, Kita Luka?