Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

366 of 366

Gambar
pict: Geni Langit, Magetan Jawa Timur. Setelah patah yang benar benar patah, kecewa yang terus terusan menghujam. Setelah banyaknya rencana yang dipaksa untuk gagal, setelah banyak kekecewaan karena kehilangan. Alhamdulillah.. Akhirnya, kita berada di penghujung 2020. Tahun yang memberikan pelajaran sangat luar biasa bagi saya. Terimakasih yang sudi mewarnai sekalipun akhirnya kau juga yang memberikan luka di hati. Esok adalah halaman kosong pertama dari buku 366 halamanku, akan saya tulis hal indah sebagai doa terbaikku bersama ayah ibuku.  Duduk di balkon kamar yang begitu sunyi, kuhadirkan doa kepada Sang Pemilik Hati. Entah seberapa lama lahi saya harus siap menunggu? Kuharap sudah tidak ada lagi hal yang harus terpaksa direlakan, diikhlaskan dan juga dibiasakan. Menggapai asa yang sempat terhapuskan. Harapan yang selalu diangankan oleh ibu semoga lekaslah dikabulkan sama Tuhan.  Saya selalu percaya, bahwa di tiap derita akan ada air mata, di tiap tetesan air ...

Memilih Pulang

Gambar
Ini adalah bulan Agustus. Indonesia merdeka, semoga hati dan pikiranpun merdeka dari ketidakikhlasan di masa lalu. Dibuatnya percaya, kadang dia merasa tidak berharga, dusta membuatnya buta dan kini ia tengah tersadar bahwa Allah sebaik-baik tempat bersandar. Dengan segala pahitnya kehidupan, aku tetaplah seorang perempuan. Perempuan berparas lekat dipenuhi trauma rasa, sebab ia masih terluka. Ada dua hal yang saya sukai darinya, jika tidak membuatku berpikir, dia membuatku tersenyum dan tertawa. itu saja. Rasanya ingin kembali, sebab sadar diri bahwa Allah-lah Sang pemilik hati yang pastinya pandai membolak-balikkan hati. Menapak, kemudian tertegun. Melihat perjalanan yang telah ia lalui. Berat memang, namun nyatanya candaan garis tangan Tuhan membuatnya berpaling dan harus berbalik arah. Sebuah proses yang saat ini aku jalani, dengan Maha Kebaikan dari Allah SWT, Dia tidak pernah mengecewakan hamba-Nya yang berikhtiar menjadi lebih baik dari sebelumnya. Percaya ataupun ti...

Berbicara Perempuan

Gambar
Ternyata memang benar tidak ada yang lebih menenangkan dari saat kita tahu bahwa kita dicintai begitu baik dalam kejujuran dan kesetiaan, bahwa sekarang aku percaya seseorang yang benar-benar terjaga, memang hanya untuk sesorang yang benar-benar menjaga. Telah banyak aku menemukan kehilangan, bukan karena aku tidak menjaga kejujuran tetapi waktu benar-benar membuktikan bahwa sekecil apapun ketidakjujuran, pada akhirnya ia akan terbuka juga. Sejak aku memahami yang terjaga hanya untuk yang benar-benar menjaga, aku berhenti menjadi seseorang yang menuntut untuk menemukan pasangan baik. Tetapi aku akan belajar memperbaiki diri, karena sekali lagi hukum alam masih benar hidup. Jodoh lagi-lagi memang tentang seseorang dari cerminan diri sendiri.  Yang katanya "Allah tidak menciptakan sesuatu yang kekuatannya melebihi doa, oleh sebabnya kekuatan doa-doa dapat merubah taqdirnya?" Benarkah demikian bukan?  Sebagai manusia yang percaya dengan keyakinan dan taqdir Tuhan, ki...

Saat Hujan Batu Jatuh, Kita Luka?

Gambar
Beberapa rasa memang tak cukup direpresentasikan dengan kata-kata. Bahkan puisi paling rumit sekalipun masih terbilang sederhana untuk bisa mewakili perasaan yang tersembunyi di dalam dada. Sengaja tak dibicakan atau memang belum menemukan waktu yang tepat? Dua hal yang sering membuat kita samar membaca keadaan. Malam ini, ada banyak alasan orang berduka. Sepertinya memang masih banyak cerita yang belum dituntaskan. Apa? Berat, keduanya perihal perasaan dan kenangan. "Tiba-tiba kembali". Sebenarnya aku sudah hampir lupa bagaimana rasanya sakit dan getir ketika mendengar kata "putus" dari seorang yang kita cintai. Tapi, sekarang aku mengingat perasaan itu kembali, dan aku membenci itu. Kenapa harus membuka lembaran yang usang dan sudah dikuburkan?  Entah.. Kita ini mengaku bernaung di bawah atap, padahal cuma berteduh di bawah pohon. Nyatanya, ketika hujan air jatuh, kita kuyup. Saat hujan batu jatuh, kita luka. Ujung dari semua hujan adalah sakit bagi kita. Benar me...

Aku Masih Ikhtiar

Gambar
Yang manusia butuhkan terkadang bukan nasihat, ada kalanya yang mereka butuhkan hanyalah tangan yang memegangnya, telinga yang mendengarkannya, dan hati yang menyimpan mereka. Pada dasarnya menikah itu tidak terikat dengan waktu tertentu. Kapan saja, hari apapun dan bulan apapun seseorang boleh menikah. Sebab dalam aqidah Islam tidak ada yg namanya hari dan bulan buruk, hari dan bulan sial untuk sebuah pernikahan. Semua waktu adalah baik. Hari ini aku sedang berada di tengah-tengah orang yang beradu pada semesta, Covid-19 masih saja menjadi sorotan publik, namun tak jua menghalangi jalan pertemuan antar-kekasih. Iyaa, hari ini tepat tanggal 16 Dzulhijjah 1441 Hijriah. Musim nikah yang semakin hari membuat para barisan orang-orang sendiri bertambah patah. Pasalnya, akan semakin banyak pula pertanyaan-pertanyaan menyeramkan yang akan diterima dan didengar oleh gendang telinga kita. "Aku masih ikhtiar, sabar dulu." Bagiku, menunggu orang yang tepat lebik baik daripada membersama...

Perempuan dan Waktu

Gambar
Kamis, 02 Dzulhijjah 1441 H. Ada banyak cara mencintai, juga banyak bentuk untuk memuliakan rasa cinta pada seseorang tanpa menyudutkan atau merendahkan. Karena mencintai adalah memuliakan cara terbaik. Dan aku, untuk sementara ini, tidak menemukan cara lain mencintaimu yang lebih memuliakan selain melalui "jarak dan doa". "Jangan pernah bosan berjarak dengan waktu, teruslah perpanjang doa-doamu. Tinggi melangit, gapai ridlo Illahi", dawuhnya ibu kepadaku. Lantang kutanyakan pada ibuku, "Apa yang paling jauh dari harapan?", "Menemukan tanpa merencanakan kehilangan", jawab ibu dengan santai. Maklum, ibu sudah berpengalaman perihal cinta di masa mudanya bersama ayah, hehe. "Lalu, apa yang paling jauh dari rindu bu?", penasaranku kembali hadir. Ibu senyum dan kembali menjawab, "senyumnya selepas temu." "Bu, lalu apa yang paling menakutkan dalam memeluk seseorang?", "air matanya yang akan kau kecewakan....

Memilih Berjuang atau Memperjuangkan?

Gambar
Hadirnya senja yang nampak begitu indah sore tadi. Ah, sudah kuduga kuakan kembali menjatuhkan hatiku padamu. "Masih saja kau jatuh cinta dengan senja?", ujar Naya teman gowes yang tengah berada di desa Kendal Kecamatan Sekaran ini. Entah kenapa memang senja hari ini lebih anggun, menambah anggun obrolan kami di simpang perjalanan.  “Apa yang membuat kau menangis malam-malam begini?”, “aku gapapa”, “aku tak yakin bahwa kau benar-benar tidak apa-apa, apa kau ada masalah? Kalau iya, aku mau menjadi pendengar yang baik untukmu”, “aku memang ada masalah tapi aku bisa kok menangani masalahku sendiri“, “walaupun kau bisa menangani masalahmu sendiri tak ada salahnya kau ceritakan sedikit apa masalahmu agar kau sedikit lebih lega”, “baiklah, aku akan ceritakan. Aku hanya sedang jatuh cinta”, “lantas apa yang membuatmu menangis sesegukan malam-malam begini kalau masalahnya hanya jatuh cinta?. Karena sekeras apapun kau memaksa, kau akan tetap berjuang sendirian”. “tapi dia ...

Benarkah Lelaki Butuh 1000 Kamus untuk Memahami Perempuan?

Gambar
Hari ini, Senin Dua puluh Juli Dua ribu dua puluh. Aku diperkenalkan dengan sosok perempuan yang begitu anggun dan penuh kebijaksanaan. Sabar dan tirakatnya melebihi apa yang kulakukan, iya dia adalah Cintya. Perempuan yang lahir di Yogyakarta, 10 Oktober 1996 ini ternyata sefrekuensi dengan diriku. Kami memiliki satu kesamaan, yaitu sama-sama mencintai dunia sosial dan perempuan. Sepanjang perjalanan ngabuburit dan sembari menikmati indahnya senja sore hari ini, dia banyak menceritakan kisah kasihnya selama di suatu tempat.  Kami berdua sepakat, bahwa anak perempuan itu bahunya harus sekuat baja, hatinya harus setegar batu karang. Sering dibentak ketika mengeluh, selalu dituntut untuk jadi ini dan itu, diminta untuk selalu tersenyum, hingga ia lupa kalau hidup bukan soal orang lain terus. Ah, benar-benar membosankan bukan? Tidak, tidak apa, kita semua hebat! Lelaki tidak bisa berdikari menjadi perempuan, tapi perempuan bisa melakukan apa yang harusnya dikerjakan lelaki. "Benar me...

Melepaskan, Lalu Kita Mengingatnya Sebagai "PERNAH"

Gambar
Perspektif syukur atas masa lalu kerap melahirkan energi yang hebat. Betapa simpatik orang setiap kali mengerti sejarah dengan perspektif baru dan benar, begitupun sebaliknya. Begitu arogan hidup kita jika kita terjemahkan dalam keseharian tanpa terimakasih atas segala yang menjadi jasa orang lain dan Allah sang pemilik bumi. Hidupmu terlalu baik jika denganku banyak luka yang harus kamu tutupi. Dan aku tidak mau memberimu cinta yang merepotkan. Saya tidak pernah membayangkan akan bertemu dengan seseorang yang padanya bisa saya ceritakan segala hal yang paling buruk yang ada di dalam hidup saya ini. Saya selalu berpikir, dia bisa mencintai saya, tapi mungkin tidak setelah mengenal saya seutuhnya. Sampai detik ini, belum ada seseorang yang bisa membuat saya tidak takut terlihat sebagai saya yang sedang menulis tulisan ini. Bukan berarti selama ini saya jadi seseorang yang palsu. Tidak demikian, saya hanya tidak menceritakan padanya tentang diri saya yang seutuhnya. Dia hanya...